TUGAS :
Analisis Jurnal "Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud Pengadaan Barang Dan Implikasinya Pada Kinerja Keuangan (Studi pada Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta di Kota Bandung)
Ringkasan Jurnal :
Judul :
Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud
Pengadaan Barang Dan Implikasinya Pada Kinerja Keuangan (Studi pada
Rumah Sakit
Pemerintah dan Swasta di Kota Bandung)
Penulis : Eka Ariaty Arfah
Universitas : STIE Wira Bhakti Makasar
No Jurnal :
Jurnal Investasi, Vol. 7 No.2 tahun 2011
Abstrak :
The
aim of this study is to analysis the effect of internal control applying on
good levying
fraud prevention and its implication to the financial performance. Survey the sum of 105 responder
covering hospital directors, financial director, accounting/finance chief, staff of general
section, financial section and supply section on the public and private hospital in
Bandung city. Data have been collected by questioner and hospital financial reports. The
tools of statistic analysis using multiple regression. The result of this study indicates
that there is positive effect of internal control applying on good
levying fraud prevention and its implication to the financial performance. Its means
that financial performance influenced by internal control applying on good
levying fraud prevention and influenced residue by other factors are not included in this
study model.
Keyword:
Internal control, applying on goods levying fraud prevention, financial performance
Latar Belakang :
Rumah
sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan
tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan kepadanya. Perkembangan jumlah
rumah sakit di Indonesia, diikuti pula dengan perkembangan pola
penyakit, perkembangan teknologi kedokteran dan kesehatan serta perkembangan
harapan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dan tenaga ahli yang
berkualitas dalam bidang kesehatan.
Kinerja
rumah sakit dapat dilihat dari segi keuangan dan non
keuangan.
Namun, menurut Ahmad (2000:21) indikator yang sering digunakan dalam
melakukan
penilaian kinerja suatu perusahaan adalah dengan menggunakan pendekatan keuangan
dimana informasinya di lihat dari laporan keuangan atau sumber keuangan
lainnya. Intensitas
pembicaraan mengenai fraud di rumah sakit semakin tinggi, sama halnya yang terjadi di
sektor publik lainnya, utamanya sektor pemerintah yang menangani masalah
pelayanan umum pada masyarakat. Sebenarnya, niat pemerintah mulai
terlihat dan memperhatikan program untuk mengeliminasi fraud yang dilakukan oleh
aparat pemerintahan. Hal ini diindikasikan dengan peningkatan peran Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK); kejaksaaan, kepolisian, atau Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor). Namun sayangnya, hal ini seperti-nya belum menjadi semacam
komitmen untuk dijalankan secara bersama secara konsisten di semua lini.
Tingginya
intensitas praktik kecurangan, penipuan, dan penggelapan yang terjadi pada suatu
institusi publik maupun privat, dengan segala modusnya, dari yang sederhana sampai
yang sangat canggih dan rumit, seharusnya menyadarkan semua pihak untuk
membangun komitmen terhadap penerapan tata kelola yang baik secara konsisten dan
meluas pada semua lapisan karena tanpa adanya kesadaran dan komitmen akan
mengakibatkan tidak tercapainya kinerja keuangan yang baik pada rumah sakit.
Kajian
ICW tentang korupsi kesehatan dari 51 kasus korupsi kesehatan yang diusut sampai tahun
2008 dan menimbulkan kerugian negara mencapai 128 milyar hanya mampu menyeret
regulator ditingkat lokal Kadinkes dan DPRD serta Direktur Rumah Sakit. Sedangkan
korupsi ditingkat middle upper nol. Selain itu, kasus korupsi yang terungkap
masih berputar dalam pengadaan barang dan jasa dengan modus markup sebanyak
22 kasus dengan kerugian negara sebesar Rp.103 Milyar. Hanya sebagian kecil
korupsi dengan modus penyuapan terung-kap. Padahal modus penyuapan merupakan
modus paling banyak dan potensial terjadi terutama korupsi ditingkat middle upper yang
mungkin melibatkan pejabat Depkes, DPR, BPOM dan Badan pengawas
kesehatan lainnya.
Komponen
pengendalian internal antara lain: lingkungan pengendalian (control environment), penilaian
risiko (risk assessment), aktivitas pengendalian (control activity), komunikasi
dan informasi (information and Communication), dan pemantauan
(monitoring)
(Intosai, 2004). Komponen pengendalian internal antara satu dengan lainnya saling
berhubungan dan timbul dari proses manajemen. Pengendalian internal bukanlah
suatu kejadian tunggal, tetapi merupakan serang-kaian tindakan dan kegiatan yang
meliputi operasi organisasi. Tindakan-tindakan ini melekat dalam metode yang digunakan
manajemen untuk melaksanakan ope-rasi sehari-hari. Apabila salah satu
komponen tidak dilaksanakan dengan me-madai, maka seluruh pengendalian intern
tidak akan berjalan efektif (Ruslan, 2009).
Variabel Penelitian :
Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Lingkungan pengendalian (X1), Penilaian Risiko (X2), Kegiatan Pengendalian (X3), Informasi (X4) dan
Komunikasi serta
Pemantauan (X5), Pencegahan
Fraud Pengadaan Baru (Y)
Metodologi Penelitian :
·
Variabel-variabel yang
akan diukur dalam penelitian ini terkait dengan sikap, pendapat dan persepsi
maka tipe skala yang digunakan adalah skala Likert. Untuk setiap pertanyaan atau
pernyataan dari setiap variabel diberi nilai skor dari yang terendah hinggi
tertinggi secara berturut-turut diberikan nilai 1, 2, 3, 4, 5.
·
Untuk menguji pengaruh
penerapan pengendalian internal terhadap pencegahan fraud dan implikasinya pada
kinerja keuangan adalah menggunakan
analisis
regresi berganda (multiple regression analysis)
·
Pengujian
kualitas data menggunakan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
·
Pengujian Asumsi
Klasik menggunakan Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji
Heterokedastisitas.
Hasil Penelitian :
Pengaruh
penerapan lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
pengendalian,
informasi dan komunikasi serta pemantauan terhadap pencegahan
fraud
pengadaan barang :
a. Uji Simultan :
Untuk
menguji hipotesis pertama mengenai pengaruh pada penerapan lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta
pemantauan secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (pencegahan
fraud pengadaan barang) dilihat dari nilai deter-minasi yang diperoleh. Hasil
perhitungan koefisien determinasi dalam analisis regresi yang dilakukan diperoleh
lebih dari 0 yaitu sebesar 0,742. Koefisien determinasi yang diperoleh memperlihatkan
adanya pengaruh positif pada pene-rapan lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan dalam
menjelaskan pencegahan fraud pengada-an barang sebesar 74,2%, Sedangkan
sisanya 25,8% yang dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini,
misalnya saja variabel yang berkaitan dengan kualitas informasi akuntansi, internal
audit, intellectual capital atau faktor internal organisasi.
b. Uji Parsial :
- Untuk melihat pengaruh penerapan lingkungan pengendalian terhadap pencegahan fraud pengadaan barang digunakan hasil perhitungan koefisien regresi. Dari hasil perhitungan analisis regresi yang dilakukan diperoleh koefisien regresi lingkungan pengendalian (X1) sebesar 0,270. Koefisien regresi yang diperoleh tidak sama dengan 0 dan bertanda positif memperlihatkan bahwa pene-rapan lingkungan pengendalian berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik lingkungan pengendalian akan mening-katkan pencegahan fraud pengadaan barang.
- Pengaruh penerapan penilaian risiko terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Untuk melihat pengaruh penerapan penilaian risiko terhadap pencegahan fraud pengadaan barang digunakan hasil perhitungan koefisien regresi. Dari hasil perhitungan analisis regresi yang dilakukan diperoleh koefisien regresi penilaian risiko (X2) sebesar 0,167. Koefisien regresi yang diperoleh tidak sama dengan 0 dan bertanda positif memperlihatkan bahwa penerapan penilaian risiko berpe-ngaruh positif terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik penilaian risiko akan meningkatkan pencegahan fraud pengadaan barang.
- Pengaruh penerapan kegiatan pengendalian terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Untuk melihat pengaruh penerapan kegiatan pengendalian terhadap pencegahan fraud pengadaan barang digunakan hasil perhitungan koefisien regresi. Dari hasil perhitungan analisis regresi yang dilakukan diperoleh koefisien regresi kegiatan pe-ngendalian (X3) sebesar 0,030. Koefisien regresi yang diperoleh tidak sama dengan 0 dan bertanda positif memperlihatkan bahwa penerapan kegiatan pengendalian berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik kegiatan pengendalian akan meningkatkan pencegahan fraud pengadaan barang.
- Pengaruh penerapan informasi dan komunikasi terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Untuk melihat pengaruh penerapan informasi dan komunikasi terhadap pencegahan fraud pengadaan barang digunakan hasil perhitungan koefisien regresi. Dari hasil perhitungan analisis regresi yang dilakukan diperoleh koefisien regresi informasi dan komunikasi (X4) sebesar 0,206. Koefisien regresi yang diperoleh tidak sama dengan 0 dan bertanda positif memperlihatkan bahwa penerapan informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik informasi dan komunikasi akan meningkatkan pencegahan fraud pengadaan barang.
- Pengaruh penerapan pemantauan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Untuk melihat pengaruh penerapan pemantauan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang digunakan hasil perhitungan koefisien regresi. Dari hasil perhitungan analisis regresi yang dilakukan diperoleh koefisien regresi serta pemantauan (X5) sebesar 0,294. Koefisien regresi yang diperoleh tidak sama dengan 0 dan bertanda positif memperlihatkan bahwa penerapan pemantauan berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik pemantauan akan meningkatkan pencegahan fraud pengadaan barang.
Analisis
Jurnal :
Terdapat pengaruh positif pada
penerapan lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan
pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan baik secara terhadap pencegahan fraud
pengadaan barang. Artinya semakin baik lingkungan pengendalian, semakin
baik penilaian resiko, semakin baik kegiatan pengendalian, semakin baik
informasi dan komunikasi akan meningkatkan pencegahan fraud. Dari hasil
penelitian ini di temukan bahwa pemantauan mempunyai pengaruh yang paling
penting dalam pencegahan fraud pengadaan
barang.
Upaya mencegah fraud dapat dimulai
dari pengendalian intern. untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kecurangan
laporan keuangan pada perusahaan dan meminimalkan auditor eksternal untuk
melegalkan bukti-bukti yang palsu pada laporan keuangan, pengimplementasian
dari pengen-dalian intern
setidaknya
dapat mengurangi kolusi manajemen mengenai fraud.